• About
  • Sitemap
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Hubungi Kami
hanatara
  • Home
  • daun muda
  • janda
  • Tante
  • lesbian
  • pemerkosaan
  • Sedarah
  • foto
  • Video
Home » Tante » Cerita Dewasa Dari Pada Sendirian

Cerita Dewasa Dari Pada Sendirian

Usiaku sudah hampir mencapai kepala tiga, ya… sekitar 2 tahunan lagi lah. Aku tinggal bersama mertuaku yang sudah lama ditinggal mati suaminya akibat penyakit yang dideritanya. Dari itu istriku berharap aku tinggal di rumah supaya kami tetap berkumpul sebagai keluarga tidak terpisah. Di rumah itu kami tinggal 6 orang, ironisnya hanya aku dan anak laki-lakiku yang berumur 1 tahun berjenis kelamin cowok di rumah tersebut, lainnya cewek.
Awal September lalu aku tidak berkerja lagi karena mengundurkan diri. Hari-hari kuhabiskan di rumah bersama anakku, maklumlah ketika aku bekerja jarang sekali aku dekat dengan anakku tersebut. Hari demi hari kulalui tanpa ada ketakutan untuk stok kebutuhan bakal akan habis, aku cuek saja bahkan aku semakin terbuai dengan kemalasanku.
Pagi sekitar pukul 8 wib, baru aku terbangun dari tidur. Kulihat anak dan istriku tidak ada disamping, ah… mungkin lagi di beranda cetusku dalam hati. Saat aku mau turun dari tempat tidur terdengar suara jeritan tangis anakku menuju arah pintu. seketika itu pula pintu kamar terbuka dengan tergesanya. Oh… ternyata dia bersama tantenya Liza yang tak lain adalah adik iparku, rupanya anakku tersebut lagi pipis dicelana. Liza mengganti celana anakku, “Kemana mamanya, Za…?” tanyaku. “Lagi ke pasar Bang”jawabnya “Emang gak diberi tau, ya?”timpalnya lagi. Aku melihat Liza pagi itu agak salah tingkah, sebentar dia meihat kearah bawah selimut dan kemudian salah memakaikan celana anakku.
“Kenapa kamu”tanyaku heran “Anu bang…”sambil melihat kembali ke bawah.
“Oh… maaf ya, Za”terkejut aku, rupanya selimut yang kupakai tidur sudah melorot setengah pahaku tanpa kusadari, aku lagi bugil. Hmmm… tadi malam abis tempur sama sang istri hingga aku kelelahan dan lupa memakai celana.
Anehnya, Liza hanya tersenyum, bukan tersenyum malu, malah beliau menyindir “Abis tempur ya, Bang. Mau dong…”katanya tanpa ragu “Haaa…” Kontan aja aku terkejut mendengar pernyataan itu. Malah kini aku jadi salah tingkah dan berkeringat dingin dan bergegas ke toilet kamarku.
Dua hari setelah mengingat pernyataan Liza kemarin pagi, aku tidak habis pikir kenapa dia bisa berkata seperti itu. Setahu aku tuh anak paling sopan tidak banyak bicara dan jarang bergaul. Ah… masa bodoh lah, kalau ada kesempatan seperti itu lagi aku tidak akan menyia-nyiakannya. Gimana gak aku sia-siakan, Tuh anak mempunyai badan yang sangat seksi, Kulit sawo matang, rambut lurus panjang. Bukannya sok bangga, dia persis kayak bintang film dan artis sinetron Luna Maya. Kembali momen yang kutunggu-tunggu datang, ketika itu rumah kami lagi sepi-sepinya. Istri, anak dan mertuaku pergi arisan ke tempat keluarga almahrum mertua laki sedangkan iparku satu lagi pas kuliah. Hanya aku dan Liza di rumah. Sewaktu itu aku ke kamar mandi belakang untuk urusan saluran air aku berpapasan dengan Liza yang baru selesai mandi. Wow, dia hanya menggunakan handuk menutupi buah dada dan separuh pahanya. Dia tersenyum akupun tersenyum, seperti mengisyaratkan sesuatu.
Selagi aku menyalurkan hajat tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang menggedor. “Siapa?”tanyaku “Duhhhh… kan cuma kita berdua di rumah ini, bang”jawabnya.
“Oh iya, ada apa, Za…?”tanyaku lagi
“Bang, lampu di kamar aku mati tuh”
“Cepatan dong!!”
“Oo… iya, bentar ya” balasku sambil mengkancingkan celana dan bergegas ke kamar Liza.
Aku membawa kursi plastik untuk pijakan supaya aku dapat meraih lampu yang dimaksud. “Za, kamu pegangin nih kursi ya?” perintahku “OK, bang” balasnya.
“Kok kamu belum pake baju?”tanyaku heran.
“Abisnya agak gelap, bang”
“ooo…!?”
Aku berusaha meraih lampu di atasku. Tiba-tiba saja entah bagaimana kursi plastik yang ku injak oleng ke arah Liza. Dan… braaak aku jatuh ke ranjang, aku menghimpit Liza.
“Ou…ou…”apa yang terjadi. Handuk yang menutupi bagian atas tubuhnya terbuka. “Maaf, Za”
“Gak apa-apa bang”
Anehnya Liza tidak segera menutup handuk tersebut aku masih berada diatas tubuhnya, malahan dia tersenyum kepadaku. Melihat hal seperti itu, aku yakin dia merespon. Kontan aja barangku tegang.
Kami saling bertatap muka, entah energi apa mengalir ditubuh kami,
dengan berani kucium bibirnya, Liza hanya terdiam dan tidak membalas.
“Kok kamu diam?”
“Ehmm… malu, Bang”
Aku tahu dia belum pernah melakukan hal ini. Terus aku melumat bibirnya yang tipis berbelah itu. Lama-kelamaan ia membalas juga, hingga bibir kami saling berpagutan. Kulancarkan serangan demi serangan, dengan bimbinganku Liza mulai terlihat bisa meladeni gempuranku. Gunung kembar miliknya kini menjadi jajalanku, kujilati, kuhisap malah kupelintir dikit.
“Ouhh… sakit, Bang. Tapi enak kok”
“Za… tubuh kamu bagus sekali, sayang… ouhmmm” Sembari aku melanjutkan kebagian perut, pusar dan kini hampir dekat daerah kemaluannya. Liza tidak melarang aku bertindak seperti itu, malah ia semakin gemas menjambak rambutku, sakit emang, tapi aku diam saja.
Sungguh indah dan harum memeknya Liza, maklum ia baru saja selesai mandi. Bulu terawat dengan potongan tipis. Kini aku menjulurkan lidahku memasuki liang vaginanya, ku hisap sekuatnya sangkin geramnya aku.
“Adauuu…. sakiiit” tentu saja ia melonjak kesakitan.
“Oh, maaf Za”
“Jangan seperti itu dong” merintih ia
“Ayo lanjutin lagi” pintanya
“Tapi, giliran aku sekarang yang nyerang” aturnya kemudian
Tubuhku kini terlentang pasrah. Liza langsung saja menyerang daerah sensitifku, menjilatinya, menghisap dan mengocok dengan mulutnya.
“Ohhh… Za, enak kali sayang, ah…?” kalau yang ini entah ia pelajari
dari mana, masa bodo ahh…!!
“Duh, gede amat barang mu, Bang”
“Ohhh….”
“Bang, Liza sudah tidak tahan, nih… masukin kontol mu, ya Bang”
“Terserah kamu sayang, abang juga tidak tahan” Liza kini mengambil posisi duduk di atas tepat agak ke bawah perut ku. Ia mulai memegang kemaluanku dan mengarahkannya ke lubang memeknya. semula agak sulit, tapi setelah ia melumat dan membasahinya kembali baru agak sedikit gampang masuknya.
“Ouuu…ahhhhh….” blessss… seluruh kemaluanku amblas di dalam goa kenikmatan milik Liza.
“Aduuuh, Baaaang….. akhhhhh” Liza mulai memompa dengan menopang dadaku. Tidak hanya memompa kini ia mulai dengan gerakan maju mundur sambil meremas-remas payudaranya.
Hal tersebut menjadi perhatianku, aku tidak mau dia menikmatinya sendiri. Sambil bergoyang aku mengambil posisi duduk, mukaku sudah menghadap payudaranya. Liza semakin histeris setelah kujilati kembali gunung indahnya.
“Akhhhh… aku sudah tidak tahan, bang. Mau keluar nih. Ahhh… ahhh… ouhhh”
“Jangan dulu Za, tahan ya bentar” hanya sekali balik kini aku sudah berada diatas tubuh Liza, genjotan demi genjotan kulesakkan ke memeknya. Liza terjerit-jerit kesakitan sambil menekan pantatku dengan kedua tumit kakinya, seolah kurang dalam lagi kulesakkan.
“Ampuuuun… ahhhh… ahhhh… trus, Bang”
“Baaang… goyangnya cepatin lagi, ahhhh… dah mau keluar nih”
Liza tidak hanya merintih tapi kini sudah menarik rambut dan meremas tubuhku.
“Oughhhhh… abang juga mau keluar, Za” kugoyang semakin cepat, cepat dan sangat cepat hingga jeritku dan jerit Liza membana di ruang kamar.
Erangang panjang kami sudah mulai menampakan akhir pertandingan ini.
“Akkhhhhhh….. ouughhhhh…. ouhhhhhh”
“Enak, Baaaangg….”
“Iya sayang…. ehmmmmmm” kutumpahkan spermaku seluruhnya ke dalam vagina Liza dan setelah itu ku sodorkan kontol ke mulutnya, kuminta ia agar membersihkannya.
“mmmmmmuaaachhhhh…” dikecupnya kontolku setelah dibersihkannya dan itu pertanda permainan ini berakhir, kamipun tertidur lemas.
Kesempatan demi kesempatan kami lakukan, baik dirumah, kamar mandi, di hotel bahkan ketika sambil menggendongku anakku, ketika itu di ruang tamu. Dimanapu Liza siap dan dimanapun aku siap.
Posted by Unknown on Sabtu, 01 Februari 2014 - Rating: 4.5
Title : Cerita Dewasa Dari Pada Sendirian
Description : Usiaku sudah hampir mencapai kepala tiga, ya… sekitar 2 tahunan lagi lah. Aku tinggal bersama mertuaku yang sudah lama ditinggal mati s...

Share to

Facebook Google+ Twitter

0 Response to "Cerita Dewasa Dari Pada Sendirian "

Posting Komentar

Posting Lebih Baru
Posting Lama
Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Postingan Populer

  • Cerita Seks Sali Gadis perawan desa 14 tahun
    ini adalah pengalaman dari seorang teman dekatku yang terjadi sekitar 5 bulan yang lalu. Aku sedikit bingung menulis cerita ini karena b...
  • Cerita Seks Dengan Adik Sepupu
    Sebutlah namaku Halim, aku sudah kuliah tingkat 3 disuatu Universitas di J-town, tubuhku cukup tinggi dan berisi walaupun tidak begitu t...
  • Cerita sex Pembantu yang di Per istri Sang Majikan dan adik pembantu yang jadi pemuas nafsu sang majikan
    Kisah ini Di awali dari Seorang gadis Pembantu jawa yang sering di Ajak Ngesek's oleh Majikan nya yang ber etnik Cina , Perbuatan m...
  • Cerita Seks aku dan anak majikan ku sampai menikah
    Cerita ini di awali ketika aku baru lulus dari SmU. Sebenernya aku pingin kuliah tapi apalah daya kedua orang tuaku bukan orang kaya. Su...
  • Cerita Seks Diperkosa Saat Hamil
    Namaku Ratih, umurku 18 tahun. Tinggiku hanya 158cm tidak begitu tinggi dan cukup langsing. Menurut orang-orang sekitarku aku memiliki p...
  • Hubungi kami
    Hubungi kami Kami Menyediakan Iklan Pop up , Melayang Dan Banner Untuk Ukuran Apa Saja   Dan Untuk Jenis IKlan Lainnya Hubungi A...
  • Cerita Dewasa Aku Bercinta Dengan Mantan Pacar Ibuku
    Cerita Dewasa Aku Bercinta Dengan Mantan Pacar Ibuku – Langsung Saja Kita Simak Cerita Dewasa Ku kali Ini. Tanpa sengaja malam itu aku...
  • Cerita Seks Sales Kartu Kredit
    Sebut saja namaku Dito, aku seorang pengusaha di bidang otomotif di Semarang. Umurku baru 36 tahun, tubuh atletis dan anakku sudah 2. I...
  • NGENTOT DENGAN GURU LES
    Kira-kira tiga bulan kemudian, Pak Candra kembali mengunjungiku dan memintaku agar mengajar Sara kembali. Tentu saja aku menerimanya de...
  • Cerita Seks Memek Tante Enak Banget
    Namaku Rei, saat kejadian ini usiaku baru 17 tahun. Kisah ini berawal 2tahun lalu, karena kepindahan orangtuaku ke Bandung . Aku yang m...
Copyright © 2012 hanatara - All Rights Reserved
Design by Mas Sugeng - Blogger Templates - Powered by Blogger