Cerita Dewasa
Aku Bercinta Dengan Mantan Pacar Ibuku – Langsung Saja Kita Simak Cerita Dewasa
Ku kali Ini. Tanpa sengaja malam itu aku mendengar pertengkaran Mamaku dan Papa
tiriku tentang aborsi yang dilakukan Mama sebelum menikah dengannya. Rupanya
Papa menemukan adanya hasil USG kandungan mama yang entah kenapa masih Mama
simpan saja sehingga akhirnya
ketahuan oleh Papa. Kalau mendengar tahun kejadiannya yang dibaca oleh Papa
dari hasil USG itu adalah sekitar tahun 2000. Hal itu berarti terjadi pada
waktu Mama baru setahunan mejadi janda dan aku masih duduk di kelas 6 SD, tentu
saja belum mengenal Papa tiriku yang sekarang.
Walaupun Mama akhirnya bisa meyakinkan Papa bawah
peristiwanya itu terjadi jauh sebelum mereka berkenalan, tetapi aku menjadi
penasaran siapa laki-laki yang telah menghamili Mamaku dan mengapa Mama
menyimpan hasil USGnya sampai sekarang. Kenapa Mama sama sekali tidak
menceritakan mengenai laki-laki ini padaku, padahal biasanya Mama selalu cerita
mengenai teman-teman lelakinya padaku karena bagi Mama siapapun nanti menjadi
suaminya harus bisa menjadi Papa tiri yang aku sukai. Walaupun Mama tidak
menceritakan sejauh apa hubungannya dengan tiap teman lelakinya, tetapi aku
yakin bukan mereka yang menghamili Mamaku.
Apakah Mamaku pernah jadi selingkuhan laki-laki
lain yang sudah berkeluarga ?
Pertanyaan itulah yang kemudian muncul di kepalaku
karena hanya itulah yang bisa menjelaskan kenapa Mama tidak bisa menceritakan
kepadaku tentang laki-laki tersebut.
Namaku Karin, umurku saat itu adalah 23 tahun dan
sedang menyelesaikan pendidikanku di fakultas kedokteran universitas negeri
ternama di Jakarta. Sampai SMA aku menyelesaikannya di Bandung dan baru pindah
ke Jakarta setelah Mamaku menikah lagi dengan seorang dokter asal Jakarta yang
sekarang menjadi Papa tiriku. Mamaku sendiri seorang dokter spesialis mata asal
Bandung sedangkan Ayah kandungku juga seorang dokter Ahli Penyakit Dalam dari
Bandung juga.
Mamaku bukan tipe orang yang punya pergaulan bebas,
dia hanya punya sedikit teman dekat yang umumnya berasal dari lingkungan
sekolahnya sejak SD sampai di bangku kuliah. Tetapi memang teman-teman dekatnya
yang paling banyak dan paling sering bergaul dengan Mama adalah teman-teman
SMAnya. Sepengetahuanku semua teman SMA Mama itu sudah berkeluarga karena
sering kali dalam beberapa acara aku dibawa Mama untuk bertemu keluarga mereka.
Dari sini aku mulai mengecilkan pilihanku pada tahun di mana kejadian yang
dipermasalahkan oleh Papa tiriku itu, terutama dengan siapa saja Mamaku suka
pergi.
Akhirnya kecurigaanku mengerucut hanya pada satu
orang saja, yaitu Oom Yanto, seorang teman Mama yang memang sudah akrab bukan
hanya dengan Mama tapi juga dengan keluarga besar Mamaku sejak mereka sama-sama
di bangku SMA. Oom Yanto menikahi teman SMAnya yang juga merupakan teman dekat
Mama, bahkan anak-anak merekapun cukup aku kenal. Salah satu alasanku
mencurigai Oom Yanto karena aku ingat bahwa Oom Yanto lah yang paling sering
menjemput dan mengantar Mama kalau ada kegiatan dengan teman-temannya Mama.
Bahkan kadang-kadang Mama pamit keluar kota untuk urusan dinas beberapa hari
tapi yang menjemput dan mengantar pulangnya adalah Oom Yanto.
Oom Yanto memang sosok laki-laki idaman hampir
semua wanita dewasa karena selain sukses sebagai pengusaha, juga mempunyai
kepribadian yang sangat menarik dan tentu saja wajahnya yang lumayan dengan
badan yang tinggi besar. Tangan dan kaki Oom Yanto dipenuhi bulu dan muka yang
ditumbuhi kumis dan jenggot hingga terlihat seksi bagi sebagian wanita. Dia merupakan
pria yang ramah, mudah tertawa dan selalu bisa membawa suasana menjadi lebih
cair serta menyenangkan.
Aku makin penasaran ingin memastikan apakah memang
Mamaku dihamili oleh Oom Yanto ini atau laki-laki lain. Hal ini menjadi sangat
penting bagiku karena akan mempengaruhi persepsi tentang Mamaku selama ini.
Tapi bagaimana caranya ? Pikiran ini lama-lama menjadi obsesi yang sangat
mengganggu konsentrasiku sehingga beberapa kuliahku nilainya menjadi tidak
memuaskan. Aku tidak berani bertanya langsung kepada Mamaku karena kalau dia
berbohong dengan jawabannya maka akan merusak hubungan kami selamanya.
Akhirnya aku memutuskan untuk menghubungi Oom Yanto
lewat akun fesbuknya dulu sebagai komunikasi awalku. Tidak terlalu sulit
mencarinya karena akun Oom Yanto memang tercantum dalam akun anak-anaknya yang
sudah menjadi teman fesbukku. Dengan hati-hati aku mulai menyusun
langkah-langkah untuk melakukan penyelidikanku, aku tidak mau salah langkah
karena akan merusak suatu hubungan silahturahmi yang sudah sangat lama terjalin
antara dua keluarga besar.
Pertama kali aku coba meng-add Oom Yanto sebagai
teman, kalau ini berhasil maka akan memudahkan langkah selanjutnya. Tetapi
kalau tidak berhasil maka aku harus mencari jalan yang lebih sulit. Rupanya Oom
Yanto mengenaliku sehingga dia langsung meng-approve requestku. Sebagai
pembukaan aku mulai mengiriminya message berbasa-basi yang ternyata juga
mendapat tanggapan positif walaupun kadang-kadang jawabannya agak lama karena
kesibukkannya.
Setelah komunikasi mulai terbuka aku mulai maju ke
langkah kedua yaitu mencoba mencari tahu bagaimana hubungan pertemanan Oom
Yanto dan Mamaku pada saat 10 tahunan yang lalu dan sekarang. Dari
jawaban-jawaban Oom Yanto dugaanku ternyata benar bahwa dulu mereka punya
hubungan “istimewa” walaupun tidak begitu jelas seberapa istimewanya.
Sebagai langkah ketiga, aku berusaha untuk ketemu
langsung dengan Oom Yanto dengan menyampaikan bahwa aku banyak pertanyaan
mengenai masa lalu Mamaku yang aku anggap Oom Yanto cukup banyak tahu. Aku katakan
bahwa hal itu penting karena sekarang sedang ada masalah antara Mamaku dan Papa
tiriku tentang masa lalu Mama. Tentu saja aku tegaskan bahwa aku hanya bisa
membicarakannya saat berhadapan langsung dengan Oom Yanto.
Aku cukup kaget saat Oom Yanto tanpa keraguan
sedikitpun bersedia menemui aku, bahkan saat kami mulai berkomunikasi di
telepon untuk mengatur waktunya, nada suara Oom Yanto sama ramahnya dengan nada
suara yang dulu sudah aku kenal. Oom Yanto juga menanyakan apakah pertemuan
kami akan dilakukan di-public area atau di-private area. Pertanyaan ini sempat
membuatku pusing karena kalau di private area aku masih kagok berduaan dengan
Oom Yanto, tapi kalau benar ternyata Oom Yanto yang menghamili Mamaku maka
sangat tidak bijak membicarakannya di public area.
Akhirnya aku memutuskan untuk bertemu di private
area saja karena bagaimanapun akan menjadi lebih mudah bagiku untuk mengikuti
perkembangan selanjutnya. Tempat yang akan dipakai untuk pertemuan kami adalah
sebuah hotel berbintang di bilangan Mega Kuningan yang biasa Oom Yanto pakai
menginap kalau sedang ada di Jakarta. Sedang waktunya aku memilih saat sedang
jaga di rumah sakit, tetapi sebelumnya jadwalnya aku tukar dengan temanku
sehingga orang tuaku tidak akan curiga kalau aku pulang larut malam karena
kalau sedang berjaga kadang-kadang aku tidur di rumah sakit.
“Oom ini Karin, sekarang sudah sampai di loby
hotel” Kataku saat menelon ke telepon genggamnya saat aku sudah sampai ke
Hotelnya. Waktu saat itu menunjukkan pukul 14:05, sesuai dengan waktu yang
telah kami sepakati karena aku adah kuliah pagi di RSCM.
“Okay … saya akan jemput kamu ke bawah karena untuk
bisa naik lift ke kamar Oom harus memakai kunci kamarnya” Jawab Oom Yanto di
teleponnya.
Dengan berdebar-debar aku berdiri di depan lift,
memandangi pergerakan setiap lift dan orang yang keluar darinya. Tak lama
kemudian Oom Yanto keluar, pempilannya sekarang sudah agak gemuk dengan rambut
yang lebih tipis tetapi daya tarik lainnya masih sama. Terlihat dia sedikit
celingak celinguk mencariku, karena memang kami hampir tidak pernah bertemu
lagi selama 8 tahun. Aku segera menghampiri dan menyapanya terlebih dahulu yang
disambutnya dengan hangat.
Setelah dia mencium pipi kiri dan kananku dia
langsung mengajakku naik ke kamarku. Tiba-tiba aku dilanda perasaan aneh yaitu
perasaan yang hampir sama seperti saat aku diajak oleh pacarku ke rumahnya yang
sedang kosong untuk petting. Aku memang bilang ke pacarku bahwa aku hanya mau
bercumbu dan petting di tempat-tempat yang bersuasana nyaman seperti rumah atau
kamar hotel.
Saat itu kami melakukan petting dengan bertelanjang
bulat seperti yang aku janjikan kepadanya kalau dia bisa punya kesempatannya.
Pacarku sempat memaksa ingin melakukan penetrasi, tapi aku menolaknya bukan
karena aku tidak mau tapi aku mengingatkannya bahwa janjiku untuk kali ini
adalah bersedia melakukan petting sambil bertelanjang bulat dan tidak lebih
dari itu. Kalau dia ingin bersetubuh denganku maka harus cari waktu lagi dengan
syarat yang aku tentukan kemudian. Aku selalu diajarkan Mama untuk selalu bisa
mengendalikan laki-laki atau mereka akan mengendalikan kita. Tetapi ternyata
ceritanya jadi lain kalau berhadapan dengan Oom Yanto.
Oom Yanto menyewa kamar suite, sehingga kami bisa
mengobrol sambil duduk sofa dan kursi yang ada bukan di duduk ranjang seperti
yang aku khawatirkan sebelumnya. Hal ini tentunya melegakan aku tapi tanpa aku
sadari membuatku menjadi lebih lengah karena hal itu sebenarnya tidak
menghilangkan kenyataan bahwa aku tetap berada di dalam kamar tidurnya Oom
Yanto. Entah kenapa kami berdua sama-sama duduk di sofa walapun sebenarnya
masih ada satu kursi lagi. Di sana juga sudah tersedia minuman dan makanan
ringan untuk menemani obrolan kami.
Awalnya aku bercerita dengan lancar mengenai
pertengkaran Mamaku dan Papa tiriku dan bagaimana aku menjadi terganggu
karenanya. Oom Yanto juga mendengarkan ceritaku dengan seksama tanpa perubahan
ekspresi sedikitpun. Tetapi kelancaran ceritaku tiba-tiba menjadi tersendat
saat aku harus mengajukan pertanyaan inti dari tujuanku bertemu dia. Wajahku
berubah menjadi sedikit kemerahan karena menahan campuran perasaan malu dan
penasaran.
“Begini Oom … Karin ingin Tanya kepada Oom” Aku
coba membukanya dengan kalimat netral.
“Sok atuh apa yang akan kamu tanyakan “ Jawab Oom
Yanto.
“Ta…tapi Oom jangan marah Ya ?” Kataku mulai gugup.
“Marah kenapa dan ke siapa ?” Balas Oom Yanto.
“Marah ke Karin atau malah marah ke Mama, Karin
sware bahwa Mama ga tau kedatangan Karin ke sini” Lanjutku sambil mengangkat
dua jariku seperti janji pramuka.
“Oom janji tidak akan marah tanpa alasan yang
benar-benar jelas” Jawabnya dengan ekspresi keheranan.
“Begini Oom …eeee…apakah …eh …begini…apakah O..Om
yang menghamili Mama ?” Akhirnya pertanyaan itu terlepas juga.
Oom Yanto merenung sebentar kemudian matanya
melihat kembali padaku dengan tetap tidak ada perubahan emosi yang drastis pada
wajahnya.
“Apakah jawaban Oom sangat penting buat Karin ?”
Dia malah sekarang balik bertanya
“Be..betul Oom, Karin sangat terganggu oleh pikiran
itu sejak saat itu” jawabku sambil menunduk
“Baiklah kalau memang Karin ingin tahu…. Oom
mengakui bahwa memang sayalah yang menghamili Mamanya Karin tahun 2000 itu”
Jawab Oom Yanto dengan suara lembut tapi tegas.
“Oom juga yang membantu Mama untuk melakukan aborsi
karena Mamanya Karin saat itu belum merasa siap hamil tanpa ada suami, walaupun
saat itu Oom juga tidak akan menentang kalau Mama kamu ingin mempertahankannya”
Lanjutnya dengan ketenangan yang masih tetap sama.
Jawaban itu memang sudah aku duga dan sesuai dengan
harapanku, tapi tetap saja perasaanku seperti dicampur aduk antara marah, sedih
dan gembira. Marah karena ternyata Mama berselingkuh dengan teman yang
merupakan suami dari temannya sendiri. Sedih karena ternyata Mama harus
melakukan aborsi yang tentunya merupakan pilihan yang sangat berat baginya saat
itu. Gembira karena selingkuhan Mama merupakan laki-laki yang aku anggap pantas
menerima cinta Mama yang saat itu memang sedang sangat labil akibat perceraian
dan juga ditinggal oleh Papanya Mama atau Kakekku. Tidak terbayang olehku nasib
Mama kalau terjatuh ke tangan laki-laki yang lebih tidak bertanggung jawab.
Akhirnya aku hanya bisa menangis tersedu-sedu
setelah medengar pengakuan langsung dari Oom Yanto yang keluar begitu saja
tanpa harus aku paksa sama sekali. Oom Yanto kemudian memelukku sambil beberapa
kali memberikan kecupan lembut pada kepalaku yang membuatku merasa lebih tenang
sehingga akhirnya aku balas memeluknya untuk bisa menangis di dadanya yang
bidang. Dengan lembut kepalaku di belai-belainya sambil membisikkan kata-kata
menghibur di telingaku.
Entah berapa lama aku menangis di pelukan Oom
Yanto, tapi sesudahnya badanku benar-benar menjadi lemas tidak bertenaga
sehingga hampir jatuh terkulai di sofa. Oom Yanto lalu berinisiatif membopongku
ke ranjangnya tanpa bisa aku tolak dan membaringkanku di atasnya sambil melepas
sneakers-ku . Kancing atas bajuku juga dia longgarkan untuk memudahkan aku
bernafas karena hidungku mulai tersumbat ingus akibat menangis terlalu lama.
Oom Yanto sendiri kemudian berbaring di sisiku untuk membelai kepalaku sambil
sekali-sekali mengecup pipi, hidung dan keningku.
Setelah aku lebih tenang, Oom Yanto bertanya apakah
aku juga ingin tahu alasan dan detail kejadian dari awal sampai akhir
perselingkuhan Mamaku dengan dia. Aku jawab bahwa aku sangat ingin tahu dan
berharap Oom Yanto tidak menghilangkan detailnya supaya aku bisa mengerti
alasan Mamaku.
BOKEP OLINE
Oom Yanto mulai bercerita bahwa hubungan mereka
terjalin lagi setelah acara reuni SMA. Hubungan yang dimaksud adalah curhat-curhatan
karena waktu masih sama-sama di SMA sampai kuliah Oom Yanto dan Mamaku adalah
teman yang sangat dekat walaupun tidak sampai pacaran. Pada saat terjalin
hubungan lagi setelah reuni sama sekali tidak terpikir untuk adanya hubungan
yang lebih jauh dari itu. Oom Yanto bahkan turut mensupport Mama dalam setiap
kencannya dengan pria-pria yang dijodohkan dengannya, malah dia pernah juga
turut menjodohkan temannya sendiri dengan Mama.
Entah bagaimana pada suatu kesempatan akhirnya Oom
Yanto dan Mama melakukan hubungan badan tanpa direncanakan terlebih dahulu.
Walaupun tidak ada komitmen, hanya didasari oleh hubungan persahabatan yang
sudah lama terjalin maka mereka menjadi tanpa beban untuk terus berhubungan
badan setiap kali saling memerlukannya sampai akhirnya Mama hamil. Aku juga
melihat dalam kehamilan ini Mama punya andil karena memang dia yang meminta Oom
Yanto untuk tidak menggunakan pengaman dengan alasan setelah melahirkanku tanpa
alat pengaman pun dia tidak pernah hamil lagi oleh Papa kandungku sebelum
kemudian bercerai. Tapi saat itu Oom Yanto belum menceritakan bahwa Mamaku juga
pernah berselingkuh dengan dosen pembimbingnya yang dimulai saat dia masih
menikahi Papa kandungku. Cerita ini aku dapat setelah hubunganku dengan Oom
Yanto berlanjut.
Aku kemudian meminta Oom Yanto untuk menceritakan
detail dari beberapa kejadian yang dianggap penting dalam berhubungan dengan
Mama karena berharap dari detail itu apakah Mamaku adalah Mama yang aku kenal
selama ini. Cerita pertama tentunya adalah tentang bagaimana peristiwa
persetubuhan pertama yang berlangsung di rumah peristirahatan keluarga Mama di
Lembang bisa terjadi tanpa direncanakan. Seperti yang aku duga dari sifatnya
Mamaku, walaupun Oom Yanto yang pertama kali mencium bibir Mama, tapi Mamalah
yang pertama kali mengambil inisiatif meminta berhubungan badan.
Cerita Oom Yanto yang sangat detail mengenai
tahapan persetubuhan yang mereka lakukan pertama kalinya itu membuatku sampai
merasa sedang mendengarkan cerita roman dewasa yang sangat realistis. Aku juga
tidak menyangka mereka bisa tenang tetap bersetubuh walaupun sempat kepergok
oleh Mamang penjaga rumah yang datang karena kaget oleh lolongan nikmat orgasme
Mamaku. Oom Yanto juga bisa membuat Mama orgasme berkali-kali dengan melakukan
beberapa variasi posisi serta rangsangan-rangsangan tambahan seperti memasukkan
jari ke dubur Mama saat melakukan doggy style.
Nafasku mulai memburu karena membayangkan hubungan
badan yang dilakukan Mamaku dengan saat petting yang aku lakukan dengan
pacarku. Aku mulai merasakan kedua putting susuku mengeras dan celana dalamku
jadi lembab dan kulit mukaku mulai merona merah menahan berahiku sendiri.
Dengan gelisah aku coba gesek-gesekan kedua pahaku satu sama lain untuk
mengurangi kegelisahanku itu.
Melihat perubahan padaku Oom Yanto lalu mengecup
bibirku yang tanpa aku sadari jadi setengah terbuka sambil memegang pipiku.
Setelah yakin tidak ada penolakan dariku, tanpa ragu-ragu Oom Yanto memangut
bibirku dengan hangat yang aku balas tidak kalah mesranya sehingga akhirnya
kami mulai berciuman. Oom Yanto ternyata sangat pandai mencium, ciumannya bukan
saja enak dinikmati tapi juga memancing berahiku untuk ingin bercumbu.
Sambil berciuman tangan Oom Yanto sudah masuk
kedalam rokku untuk mengelus paha dan pangkal pahaku tanpa perlawananku sama
sekali bahkan aku mulai menikmatinya. Tidak berapa lama kemudian aku malah
membantunya melepas rok dan celana dalamku dan memperbaiki posisi berbaringku
agar bisa merenggangkan kedua pahaku supaya Oom Yanto lebih mudah menyentuh
vaginaku.
“Ahhhhhh ….ahh…ahhhh…” Aku mendesah-desah saat
tangan Oom Yanto dengan lincah bermain-main di dalam bibir vaginaku dan
mempermainkan kelentitku.
“Addduuuuhhh …oucchhhhh ….” Aku menjerit kesakitan
saat jarinya masuk masuk ke dalam pangkal lubang senggamaku yang memang belum
pernah dimasuki benda asing.
Pada hari pertama mereka berhubungan badan, Mamaku
mengalami lima kali orgasme dalam dua kali persetubuhan dari siang sampai sore,
melakukan anal seks sebagai selingan dan melakukan oral seks di mobil sepanjang
perjalanan pulang dengan menelan sperma Oom Yanto yang keluar tepat dipintu
garasi rumahku. Aku jadi ingat kembali kejadian waktu itu saat menyambut
kedatangan Mama yang setelah turun dari mobil Oom Yanto mulutnya terasa sedikit
berbau amis saat menciumku yang mungkin berasal dari sperma yang ditelannya.
Petualangan seks Mama yang sangat hebat dalam satu
hari membuatku terhanyut dalam gairah berahi mudaku yang memang sudah mulai
mengenal kenikmatan seks. Sehingga dengan mudah Oom Yanto melucuti bajuku satu
persatu hanya dengan memberikan rangsangan pada bagian tubuh yang tepat.
Akhirnya menjelang bagian akhir cerita hubungan badan mereka di hari pertama,
aku dan Oom Yanto sudah dalam keadaan telanjang bulat dengan tubuh Oom Yanto
menindihku menciumi bibir, kuping dan leherku sambil menggesek-gesekkan
penisnya pada vaginaku.
“Aduh Oom… Karin sudah mulai ga tahan ….” Maksudku
adalah ingin mendapat lebih dari sekarang, tapi aku masih malu memintanya.
Oom Yanto malah memelorotkan badannya untuk
menciumi, menghisap dan meremas-remas payudaraku yang membuat nafasku sesak
seperti ada sesuatu yang akan meledak dari dalam. Setelah puas menciumi
payudaraku, bibir Oom Yanto berpindah ke vaginaku. Kedua kakiku dinaikkannya ke
bahunya sehingga pahaku seperti menjepit kepalanya. Dengan lahap dia menjilati
vaginaku dengan lidahnya yang kasar, tidak ada satu bagian pun dari vaginaku
yang luput dari sapuan lidahnya. Lalu dia mainkan kelentitku dengan lidahnya
sebelum kemudian dihisap dan digigit-gigitnya yang membuat badanku jadi
melenting-lenting nikmat.
“AAARRRRRRKKKKKHHHHHHHHH…..” Akhirnya aku mendapat
orgasmeku yang pertama oleh seorang laki-laki karena ternyata aku tidak
mendapat kenikmatan yang sama saat petting dengan pacarku.
Lidah Oom Yanto bukannya berhenti setelah tahu aku
mendapat orgasme, tapi malah dilanjutkan dengan menjilati cairan yang keluar
dari liang vaginaku. Lidahnya juga mulai melakukan “penetrasi” yang membuatku
benar-benar tidak bisa lagi berpikiran sehat selain ingin dipuaskan kebutuhan
berahiku.
“Oomm … setubuhi Karin seperti Mama…please … Karin
udah ga tahan …” Racauku, rupanya daya tahan dan kontrolku saat itu sudah bobol
sehingga aku melakukan persis seperti yang Mama lakukan; mengajak bersetubuh.
“Tapi kamu masih perawan Karin… Oom ga berani”
Jawabnya dari arah selangkanganku.
“Oom ambil aja keperawanan Karin semau Oom…sekarang
Karin hanya ingin bersetubuh” Balasku.
Oom Yanto kemudian bangun sambil mengangkangkan
kakiku lebar-lebar dan langsung mengambil posisi tempur dengan memasukkan
penisnya ke dalam liang vaginaku yang sudah membengkak kemerahan.
“Aduuhhhh …enak
ooommm….enak sekali ooommm …” Aku merasakan campuran rasa sakit dan nikmat yang amat sangat saat kepala penisnya mulai memasuki liang
vaginaku dengan berputar-putar perlahan.
BLESSSSSSSSSSSSSSSSS ………..
Oom Yanto akhirnya memasukkan seluruh penisnya ke
dalam liang vaginaku dalam sekali genjotan keras.
“Addduuuuduuuuuhhhh ….
Sakiiitttt….ouchhhh….sakittttt…..Ohhhhhhhh…pelan-pelan Oooommm”
Title : Cerita Dewasa Aku Bercinta Dengan Mantan Pacar Ibuku
Description : Cerita Dewasa Aku Bercinta Dengan Mantan Pacar Ibuku – Langsung Saja Kita Simak Cerita Dewasa Ku kali Ini. Tanpa sengaja malam itu aku...